Quantcast
Channel: Ophi Ziadah
Viewing all articles
Browse latest Browse all 420

9 Permainan Favorit Trio Krucils: Aman, Nyaman, dan Bermanfaat Melatih Kecerdasan Majemuk Anak

$
0
0
Main yuuk! Ah siapa sih yang gak suka main? Anak-anak pasti suka. Kita yang dewasapun hakikatnya membutuhkan aktivitas ini. Kita semua pasti sepakat bahwa bermain memiliki banyak manfaat khususnya bagi anak-anak. Iyes! Anak-anak yang tengah dalam masa tumbuh kembang wajib menikmati masa-masa indah mereka untuk bermain. Bukan hanya karena bermain adalah hak mereka, tapi karena bermain memiliki peran penting dalam proses tumbuh dan berkembang mereka.



Bermain mensupport pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan bahkan kecerdasan anak-anak. Bermain juga merupakan sarana stimulasi yang paling lengkap dalam mengembangkan kecerdasan majemuk anak-anak. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk mencakup kecerdasan bahasa (language intelligence ), fisik/kinestetik (physical intelligence), logik matematik (logic mathematic intelligence), keceradasan alamiah (nature intelligence), visual spasial (visual spatial intelligence), musik (music intelligence), kecerdasan emosi atau intrapersonal (intrapersonal intelligence),  dan  hubungan antar personal atau interpersonal (interpersonal  intelligence).

Bermain melibatkan semua aspek kecerdasan majemuk anak. Jadi, dalam memilih permainan dan mengarahkan anak-anak bermain, kita sebaiknya mengupayakan agar permainan mereka memiliki makna, "meaningful" demikian para pakar parenting menyebutnya. PR nih buat orang tua terutama para Ibu. Kenapa? karena alih-alih membebaskan mereka bermain ternyata permainan yang harusnya menyenangkan malah tidak aman atau membahayakan mereka.

Aman dan bahaya ini tidak hanya dalam tataran fisik ya, bisa psikis atau mental juga.  Dari sekian banyak permainan yang sering dimainkan anak-anak saya, ada beberapa yang menurut saya aman, nyaman untuk mereka serta berkontribusi signifikan pada perkembangan kecerdasan majemuknya. Saat mereka "lapor", "bu...kita mau main yaa." Saya biasanya langsung say YES untuk permainan-permainan berikut.

1. Main Sepeda

Bersepeda keliling komplek. Aman, nyaman, dan sangat baik melatih motorik anak. Tidak hanya sehat karena membuat seluruh organ penting anak-anak bergerak dan berfungsi,  bersepeda juga melatih keseimbangan, sportifitas, dan konsentrasi anak-anak.

Bersepeda membuat kinerja jantung, paru-paru, dan sistem sirkulasi meningkat maksimal. Otot jantung makin kuat dan tekanan darah justru menurun. Saat bersepeda anak-anak mengeluarkan hormon endorfin yang memicu rasa nyaman dan hati yang riang.  Itulah mengapa bersepeda membuat anak-anak tampak ceria meski lelah, berkeringat, dan acem hahahaha.



Main sepeda sendiri, seru. Rame-rame? lebih seru. Bersepeda melaith kecerdasan fisik/kinstetik dan juga kecerdasan interpersonal saat mereka bersepeda bersama atau dengan teman-teman satu komplek.



2. Main Rumah-Rumahan


Ini juga salah satu favorit Trio Krucils. Main rumah-rumahan dengan boneka-boneka beraneka rupa dan ragam jenis serta perlengkapannya yang "segambreng". Saat sedang main rumah-rumahan ini mereka jadi akur. Permainan ini juga melatih imaginasi dan kemampuan komunikasi mereka. Memberi ruang untuk mengekspresikan ide dan kecenderungan mereka masing-masing.




Tidak hanya kecerdasan kinestetik yang dilatih namun juga kercerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, bahkan kecerdasan bahasa. Lengkap yaa. Saya sama sekali tidak khawatir saat mereka main rumah-rumahan. Selain biasanya mereka memainkannya di dalam rumah atau di teras, mereka menggunakan mainan yang sudah saya tahu dan kontrol "keamanannya". Mereka main rumah-rumahan, saya bisa ngeblog deh :)

3. Main Peran

Bermain peran mirip dengan main rumah-rumahan. Baik dari bentuk permainan maupun manfaatnya. Hanya saja tidak ada bonek yang mereka perankan, namun mereka memerankan sosok tertentu. Manfaat bermain peran terhadap perkembangan kecerdasan anak-anak cukup lengkap mulai dari kinestetik, bahasa, visual spasial, intrapersonal, interpersonal, hingga kecerdasan matematikanya.

Kok matematika juga? Iya saya perhatikan beberapa peran favorit yang mereka mainkan juga mengasah kecerdasan matematik mereka. Misalnya saat Ka Zaha menjadi pemilik bank, Ka Alinga dan Dek Paksi dengan profesi dan latarbelakang mereka masing-masing berinterkasi menyimpan dan meminjam uang di Bank milik Ka Zaha.



Contoh lainnya, Ka Alinga berperan sebagai pemilik perpustakaan. Ka Al akan mencatat pinjaman buku Ka Zaha dan Dek Paksi, jumlah buku, tanggal peminjaman dan pengembalian dan seterusnya termasuk dengan denda saat telat mengembalikan. Hiks ada aja ya idenya.  Kalau Dek Paksi biasanya jadi guru atau dokter hewan. Dek Paksi juga harus menerima jasa dari pelanggannya berupa sejumlah uang sehingga Ia belajar berhitung. Saat uangnya sudah terkumpul akan disetornya ke Bank Ka Zaha.


Seru juga sih kalau mereka sedang main peran. Kalau main rumah-rumahan mereka memerankan boneka sedang di main peran, memerankan diri dengan profesi yang berbeda-beda. Amanlah main peran ini, mereka juga bisa dengan nyaman memilih peran sesuai dengan keinginannya, belajar mengekspresikan diri, dan belajar komunikasi.

Kadang-kadang saya juga ikutan main. Seringnya jadi Ibu catering karena tugasnya menyiapkan makanan untuk banker, librarian, dan teacher yang sedang sibuk bekerja. Kadang kala Ibu catering harus menyuapi mereka karena mereka suka lupa makan karena keasyikan dengan peran mereka masing-masing. Kalau ayah mereka perannya "tukang comment" hahaha. "waduh kok Pak Dokter, kucingnya kok disuntik, kasian lhoo nanti nangis...bal bla bla."

4. Main Congklak

Siapa yang masih main congklak? Permainan tradisional ini masih kami mainkan lho di rumah. Ayah Trio Krucils sengaja membeli papan congklak yang unik dan tradisional lewat online shop agar kami bisa main congklak di rumah. Iya, kami juga memainkannya. Dulu kami sengaja ikut bermain sekaligus mengajari mereka. Sekarang anak-anak sudah bisa main congklak sendiri dan sudah lebih jago deh.


Main congklak melatih kesabaran anak-anak serta motorik halusnya. Secara tidak langsung tentu baik bagi perkembangan kecerdasan intrapersonal, interpersonal, dan matematik mereka. Bermain congklak juga melatih sportifitas dan kejujuran, Meskipun suka ngambek saat kalah, Dek Paksi harus diberi pemahaman kalau menang dan kalah dalam permainan itu hal yang biasa dan harus disikapi sewajarnya.

5. Main Catur

Permainan selanjutnya melatih konsentrasi. Catur melatih konsentrasi dan mengembangkan kecerdasan matematik logik. Sebetulnya bukan permainan anak-anak tapi justru olahraga otak. Awalnya Ka Alinga melihat teman-teman di sekolahnya suka main catur. Di rumah hanya ada papan catur butut tanpa pion entah diwariskan siapa 😃. Ka Al lalu meminta Ayah membelikan papan baru lengkap dengan caturnya.


Sekarang main catur menjadi salah satu permainan yang kami mainkan di rumah. Jujur karena saya sulit konsentrasi, saya lebih sering kalah atau mengalah hihihi... Ka Zaha juga setype dengan saya yang sulit konsentrasi. Top playernya masih didominasi 3 nama ini: Ayah, Mbah Uti, dan Ka Alinga


6. Main Masak-Masakan


Aih ini sih mainan favorit kesukaan saya waktu kecil dan ternyata ini menurun pada anak-anak. Mungkin layaknya anak-anak saya (terutama Ka Al) yang bermimpi menjadi chef, demikian pula dulu mimpi saya di waktu kecil. Anak-anak bisa anteng main masak-masakan di luar rumah, dengan tanah, air, dedaunan, rerumputan, buah-buahan dan segala macam yang tersedia di alam diramu dengan kreatifitas mereka.

They do enjoy it and I love to see them happy. Ka Al dan Ka Zaha bahkan sepakat memiliki AlZa Resto. Mereka chef sekaligus pemilik resto. Pengunjung tetapnya saya dan dek Paksi sih hihihi. Kreasi masakan mereka keren-keren lhoo. Well semoga cita-cita kalian bisa terwujud suatu hari kelak nak. AlZa Resto, what a great idea. Berikut ini menu-menu andalan AlZa Resto: Rebus Pete spesial, Nasi Goreng Kambing Special Pete, dan Black Coffee made with love by Chef Zaha & Al from Alza Resto :)







Main masak-masakan melatih banyak aspek kecerdasan anak-anak. Tebak apa? Yes, kamu betul!hehehe selain kecerdasan kinestetik dan morotik halusnya yang dilatih, main masak-masakan juga belajar memahami lingkungan dan alam sekitarnya. Dengan imaginasi mereka memanfaatkan tanaman di lingkungan rumah. 

7. Main Petak Jongkok/Petak Umpet

Nah ini juga permainan Ibu dan Ayah mereka saat kecil. Permainan yang membuat anak-anak bergerak, menyusun strategi, dan sekaligus melatih sportifitas. Permainan petak jongkok atau petak umpet juga bisa dilakukan di dalam atau di luar rumah.

Sebetulnya di luar rumah menjadi lebih bebas mereka berlari berkejaran atau mencari persembunyian namun tidak jarang mereka melakukannya di dalam rumah. Gaduh kayak pasar? pastinya! Padahal cuma bertiga tuh apalagi kalau anaknya banyak yaa. Alhamdulillah seru ya! Main petak umpet atau petak jongkok paling dominan mempertajam kecerdasan kinestetik-fisik dan  intrapersonal mereka.


8. Main Air dan Berenang


Yuhuuu, atuhlah Trio Krucils demen banget sama aktivitas yang satu ini. Ayah dan Ibu juga support mereka untuk bisa berenang dengan lebih baik. Tapi sekedar main air sekalipun, sebelum akhirnya mereka bisa berenang tetap merupakan aktivitas bermain yang sangat jelas manfaatnya bagi kesehatan fisik dan psikis juga. 


Dulu Dek Paksi sempat trauma, jangankan nyemplung dan memasukkan kepalanya ke air. Kepalanya disiram saja, Ia tampak panik dan ketakutan. Entah kenapa, saya sendiri belum tahu bagaimana awalnya sehingga Ia tampak seperti trauma. Anehnya, Ia senang sekali main air entah di bathtub atau di kolam renang. Tapi saat kepalanya disiram air, Ia langsung gelagapan dan ketakutan.

Alih-alih menjauhkannya dari air, saya kemudian membantunya memberanikan diri. Lomba menyelamkan kepala dengan kakak-kakaknya, membelikannya kaca mata renang, dan banyak lagi, hingga akhirnya sekarang Ia mulai enjoy. "Yuuk bu kita nyelam, tapi barengan ya, Ibu angkat kepala kalau aku juga angkat kepalanya..." dan seterusnya.


Berenang melatih otot-otot anak dan melatih motorik kasarnya. Selain baik untuk fisiknya. Berenang juga menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak. Seperti bersepeda berenang juga menimbulkan efek senang dan ceria pada anak-anak. Selain melatih kecerdasan phisik/kinestetiknya berenang juga melatih kecerdasan natural anak.

9. Menggambar dan Mewarnai

Yang terakhir ini entah masuk kategori bermain atau bukan. Aktivitas menggambar dan mewarnai "for fun" merupaka satu dari sekian kegiatan yang disukai Trio Al, Za, dan Paksi. Mereka menikmati berimaginasi menarik garis membentuk beragam bentuk lalu mempercantiknya dengan beragam warna. Saya bahkan menyiapkan tumpukan kertas berkas pakai dari sisa pekerjaan kantor untuk mereka oret-oret, menggambar, dan mewarnai.



Saya juga sengaja memberikan buku mewarnai bahkan meski mereka telah masuk SD dan sekarang Ka Al di kelas 4 dan Ka Zaha di kelas 2. Buku mewarnai mereka juga saya upgrade tidak lagi gambar kanak-kanak seperti milik Dek Paksi.

Menggambar dan mewarnai membuat mereka senang. Saya juga menikmatinya dan lumayan mengurangi stress. Gak percaya? coba deh 😉

Nah dari 9 permainan favorit Trio Krucils, mana diantaranya yang merupakan permainan favorit anak-anak Bunda dan Ayah di rumah? Saya tentu mendukung dan mencoba memfasilitasi jika mereka ingin melakukan permainan di atas, selain aman, nyaman, juga baik untuk melatih kecerdasan mereka. 

Alih-alih mereka kebanyakan menonton TV atau main gadget, permainan-permainan di atas sangat baik dijadikan alternatif. Menonton TV dan main gadget belum sepenuhnya bisa saya hentikan dari anak-anak. Namun demikian saya berusaha mengurangi sebanyak mungkin. Apapun asal bukan TV dan gadget. Selain itu ada jam-jam terlarang menyalakan TV dan gadget seperti ba'da maghrib. 

Supaya mereka tetap ceria dan menikmati keseharian dengan kegiatan belajar, mengaji, dan bermain tentu sebagai Ibu saya harus selalu well prepared. Kotak obat harus selalu siap dengan obat-obatan harian mulai dari obat luka, obat penurun panas/demam, obat oles dan sejenisnya. Kadang-kadang anak-anak suka lupa waktu  bermain. Hmm bukan kadang-kadang sih, kalau sedang keasyikan mereka sering lupa waktu.

Dek Paksi saat baru bisa menaiki sepeda roda dua (sebelumnya roda empat), sepanjang hari bahkan di tengah hari bolong gowes sepeda tanpa lelah. Pulang-pulang mukanya merah padam, sore dan malam badannya hangat. Hmm pasti kecapekan. Mungkin juga agak dehidrasi. Selain minta dipeluk dan digendong-gendong biasanya lalu minta dipijit. Mungkin agak "greges" badannya.

Lain waktu, saat pulang kantor saya dapati halaman depan basah dan agak banjir. Rupanya sejak siang anak-anak membuka kolam renang buatan dan main air hingga sore. Kalau sedang fit sih oke-oke saja. Tapi saat sedang lemah daya tahan tubuhnya, lalu asupan makannya kurang teratur mereka bisa dengan mudah nge-drop. Bisa kompakan kalau seperti ini, malam-malam badannya hangat dan tampaknya kurang nyaman.

Sejak Ka Al kecil, lalu Ka Zaha hingga sekarang Dek Paksi, untuk obat penurun panas dan pengurang demam atau nyeri saya selalu percayakan pada Tempra Syrup. Terutama untuk pertolongan pertama, sebelum akhirnya diputuskan ke dokter saat gejala tidak berkurang selama 2 - 3 hari. Sekarang untuk Ka Al yang sudah 9 tahun saya gunakan yang forte. Anak-anak juga suka rasa anggur dan jeruknya, jadilah stock ini harus selalu ready di lemari obat.


Saat mereka sakit dan ke Dokter Anak, Jika ada demam atau nyeri, biasanya dokter tanya: "punya paracetamol apa di rumah bu?" Saya jawab: "Tempra." Oh ya sudah Ibu pakai saja yang ada di rumah, tidak usah saya resepkan lagi, sesuaikan dosisnya ya bu." Jadi alhamdulillah pas dengan rekomendasi dokter juga. Makanya tidak saya juga lebih tenang. 

Selain menyimpan di lemari obat, alangkah baiknya saat bepergian juga dibawa. Pernah suatu kali saat mereka berenang mungkin kondisinya kurang fit tapi semangat mau renang. Seharian di wahana air, sesat sebelum pulang Dek Paksi muntah-muntah. Tak lama badannya panas dan tampak menggigil. Saya baluri dengan minyak kayu putih untuk menghangatkan dan membuatnya nyaman. 

Agar tidak berkepanjangan karena kebetulan kami berenang di wahana yang agak jauh dari rumah (dan macet), setelah sedikit mengisi perutnya Dek Paksi diminumkan paracetamol. Sepanjang jalan tertidur lelap, alhamdulillah dan sampai rumah sudah sedikit lebih baik.

Pengalaman seperti ini sama sekali tidak membuat saya kapok memberikan kesempatan mereka bermain. Mereka juga tidak kapok. Tidak ada kata "Kapok" dalam kamus permainan mereka hahaha. Ya sudah nak, tidak masalah, mainlah sepuas kalian. Selama aman dan membuat kalian nyaman dan senang. 

Hmm jadi yuuk ajak anak-anak main, lupakan gadget dan TV...jangan lupa siapkan segala sesuatunya ya Bunda, termasuk obat demam dan nyeri mereka. :)

Have Fun....!


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 420

Trending Articles