Quantcast
Channel: Ophi Ziadah
Viewing all articles
Browse latest Browse all 421

Ibu Bekerja, Premium Moments, dan Pembangunan Karakter Anak.

$
0
0
Menciptakan premium moments menjadi hal yang sangat penting buat saya. Tidak lain karena saya sangat menghargai waktu dan kebersamaan bersama Trio Krucils: Alinga, Zaha, dan Paksi. Keterbatasan waktu untuk bisa dilewati bersama secara fisik dengan anak-anak menjadi tantangan tersendiri. Waktu selalu jadi persoalan khas para Ibu berekrja, meski sebetulnya jika bicara soal quality time tantangan yang sama juga dihadapi Ibu yang stay di rumah.



Alih-alih mengeluhkan minimnya waktu bersama anak-anak saya berusaha memaksimalkan segala kondisi untuk merekatkan bonding dengan anak-anak. Beragam cara saya coba agar keterbatasan saya membersamai mereka secara fisik tidak membuat kami kehilangan hangatnya komunikasi. Bukan hanya karena mereka membutuhkannya, tapi ternyata secara piskologis sayapun tidak beda dengan mereka. Kami memang butuh terhubung, secara lahir dan bathin.

Bagaimanapun ikatan yang sudah Tuhan eratkan di antara lagi atas nama darah, Ibu dan anak,- tidak dapat direnggangkan begitu saja hanya karena jarak dan waktu. Sebaliknya jika tidak dijaga dan dipelihara, ikatan ini akan mengendur dan membutuhkan upaya ekstra untuk merekatkannya kembali ketika kita sudah terlanjur jauh. Masa-masa emas anak-anak hingga remaja mereka waktu yang tak tergantikan untuk mengeratkan ikatan kasih sayang dan cinta.

Saya sering memotivasi diri ketika bekerja, dengan prinsip saya harus bekerja sebaik mungkin karena saya menggadaikan waktu saya dengan anak-anak untuk memilih bekerja (dengan beragam alasan). Jangan sampai pengorbanan meninggalkan anak-anak tersia-sia. Sebaliknya saat berada bersama mereka saya berusaha hadir utuh meski kadang tuntutan pekerjaan dan hobby sekali-kali juga menuntut saya mengambil kembali jatah kebersamaan kami.

Bersama waktu akhirnya saya memilih untuk tidak berkutat kepada berapa lama saya bisa membersamai mereka secara fisik. Saya fokus pada bagaimana memanfaatkan waktu untuk mengeratkan kasih sayang dan menghangatkan komunikasi dengan waktu kebersamaan yang kami miliki. Lebih jauh lagi kami bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk mendekatkan jarak dan waktu. Ah Tuhan tidak memberi cobaan di luar kemampuan kita mengatasinya sepanjang kita bersungguh untuk mendapatkan solusinya.

Dalam keseharian saya berusaha menciptakan momen-momen yang berharga bagi kami semua. Bahkan dalam kondisi dan kegiatan harian yang sifat rutin sekalipun. Pagi hari saya usahakan membangunkan mereka dari tidur agar bisa sholat shubuh berjamaah. Tidak selalu bisa sukses melakukannya. So far yang hampir tidak absen sholat shubuh berjamaah bersama saya (dan/atau dengan ayahnya) adalah Ka Zaha. Alhamdulillah jika formasinya bisa lengkap. Setelah sholat saya bahkan saya masih persilahkan mereka jika masih sangat mengantuk untuk bobo lagi. Jika ada kegiatan lain misalnya harus mengulang pelajaran maka sangat baik dilakukan pagi hari.


Sesaat setelah sholat saya langsung masuk dapur. Masak untuk makan mereka hari ini plus menyiapkan bekal. Nah setelah leyeh-leyeh sehabis sholat biasanya kemudian anak-anak ke dapur menyusul saya. Jika cukup waktu saya libatkan mereka membantu yang ringan. Mecicipi masakan hal yang paling utama. Karena pagi saya hanya sarapan buah setelah minum jeruk nipis peras. Jadilah mereka para asisten chef dengan tugas "icip-icip". Jika waktunya sudah mepet saya minta mereka segera mandi dan menyiapkan diri untuk ke sekolah.

Dalam suasana hectic-nya pagi di dapur, di antara sekian drama pagi yang hampir selalu terjadi dengan scene dan jalan cerita yang beragam saya berusaha tetap membuat pagi lebih indah buat mereka. Kadang gagal karena ada yang bad mood (termasuk Ibunya juag :D), tapi tidak jarang juga berjalan sesuai harapan atau bahkan di luar dugaan. Apapun yang penting selalu diusahakan dulu yang terbaik kan ya?

"Hmm pintar Ka Zaha udah mandi, sini peluk dulu. Ibu mau cium rambut sama badannya udah wangi belum..."

"Naah tuh kan Ka Alinga udah cantik, kok Ibu gak denger kakak mandi? tahu-tahu udah seleasi. Eh rambutnya kok belom disisir? Sini kasih peluk dulu, nanti disisir ya.."

"widiiih hebat deh jagoan Ibu, bangun tidur gak nangis, sini Ibu peluk dulu... udah sholat belum? Sholat dulu deh, nanti pasti mau bantuin Ibu masukin air ke botol minum bekal nih..."

Atuhlah Ibu-ibu pasti punya 1001 cara, meski potensi untuk gagalpun jumlahnya bisa jadi mencapai  900an. Cemunguth aja laah.

Saat kondisi sedang sesuai harapan saya tidak pelit untuk menyampaikan apresiasi. Paling laku adalah ciuman. Meski Ibunya belum mandi (Ibu mandi paling terakhir, setelah semua pekerjaan Ibu beres) tapi ciuman Ibu selalu dinanti. Hmm makin premium kalau cium plus peluk sambil diangkat badan mereka. Favorit hugs ini mah... Mumpung masih kuang peluk mereka sambil angkat sebentar, Ibu lakukan deh. Nanti kalau kalian makin besar mungkin Ibu sudah gak kuat angkat lagi. Pujian tulus, terima kasih tulus, dan wajah cerah Ibu juga merupakan bentuk apresiasi yang sangat mereka tunggu.

Ka Zaha, Miss Little Helpful demikian Ibu menamainya. Gadis ayu Ibu yang hampir selalu sigap membantu Ibu untuk urusan domestik di dapur, menyiapkan tempat bekal, dan mengisi botol minum saudara-saudaranya. Ka Zaha yang saat pagi hari dengan mudah bisa Ibu boost semangatnya agar siap menjalani hari dengan gembira dan semangat. Well so far, Ka Zaha is Mom's best friend in morning routine. Toss dululah Ka Zaha.

Ka Zaha pun selalu makan pagi dengan semangat tak lupa memuji masakan Ibu. Saat kurang cocok rasa atau menunya biasanya dia bilang baik-baik sama Ibu.

"Hmm kalau menurut aku sih, ibu agak kemanisan lho bu, cobain deh..."

atau

"Aku suka ayam goreng sama nasi putihnya bu, tapi dadarnya enggak...gak papa yaa?"

Saya pun tidak berharap banyak pada mereka. Mereka menjalani pagi tanpa drama. Mau mandi sendiri, berpakaian sendiri, lalu sarapan dan tidak ada complain berarti atau penolakan keras dengan bekal mereka, rasanya sudah lega dan bersyukur luar biasa. Maklum Ibu konsentrasi masak dan menyiapkan sarapan (Buda As yang bantu beres-beres dan menyeterika biasanya datang tidak lama sebelum anak-anak berangkat). Apalagi saat saya coba libatkan mereka tidak menolak dan belajar mengerjakannya dengan senang hati.

Kadang kala saya yang berangkat lebih dulu dari anak-anak, tapi lebih sering mereka yang berangkat duluan tidak lama saya dan ayahnya menyusul. Bahkan dulu kami yang mengantar mereka dulu ke sekolah lanjut ke stasiun. Sejak tidak ada dispensasi absen di kantor kami menyesuaikan jadwal keluar rumah. Untung ada Om Danu yang siap mengantarkan mereka. Dek Paksi saat ini paling selow, jam 7.30 baru keluar rumah karena masuk sekolah jam 8.00.

Kebersamaan secara fisik berikutnya saya coba maksimalkan kembali setelah saya kembali ke rumah dari rutinitas. Naah godaannya sebetulnya jauh lebih banyak pada saat ini. Lelah setelah aktivitas di kantor dengan segala permasalahannya, sosial media yang baru bisa sepenuhnya saya pegang, PR blogging, dan kadang keinginan me time. Hmm bukan mengalahkan godaan dari dalam diri tersebut. Tapi sebagian dari diri saya sadar bahwa waktu bersama mereka sangat berharga. Kami butuh waktu bersama lebih banyak. Kami harus bisa menciptakan premium momen lebih banyak. Kebersamaan kami berharga dalam setiap momennya, bahkan dalam rutinitas harian.

Menemani mereka sholat berjamaah, menemani mereka belajar atau mengerjakan PR, membimbing mereka mengaji Iqra dan Al Qu'ran, atau sekedar menemani Dek Paksi menggambar, mewarnai, belajar melancarkan menulis, atau membacakan buku cerita.Terkadang saat kami makan malam saya manfaatkan juga dengan mengajak mereka atau salah satunya menemani di meja makan dan ngobrol. Setelah Isya dan PR atau tugas mereka selesai saya baru memperbolehkan TV menyala. Kami juga biasanya sempatkan menemani mereka menonton TV. 

Pillow talk atau bed time story sebetulnya sangat efektif juga untuk menciptakan momen premium dengan anak-anak. Hmm malahan sejak Ka Al dan Ka Zaha berangkat remaja (pre teen), mereka kadang butuh waktu khusus untuk ngobrol dan curhat dengan Ibu. Jadilah semacam  girltalk buat kami. Ayah dan Dek Paksi jangan ikutan dulu yaa.

Naah masalahnya karena usia mereka tidak terpaut jauh. Agak sulit membagi perhatian karena mereka semua meminta perhatian kadang di saat yang sama. Semua mau curhat, dan akhirnya berebutan waktu. Aku dulua, aku duluan... Semua mau tidur atau duduk di sebelah Ibu, padahal hanya ada sisi kanan dan sisi kiri. Memberikan pengertian membutuhkan proses dan waktu yang tidak instan.

Jadi, kesulitannya selama ini adalah membagi perhatian dan fokus pada masing-masing anak. Ketika dalam satu waktu mereka mengerjakan tiga kegiatan yang berbeda dan masing-masing menuntut perhatian (terutama) dari saya. Terkadang bentuk perhatian saya menjadi semacam formalitas saja.

 "Wah bagus gambarnya dek." Sambil mata saya ke arah Kakaknya
"Iya Kaka pintar, sudah lanjutkan aja baca bukunya nanti kalau sempat Ibu tanya-tanya." Jawaban yang kadang tidak bisa menutupi rasa lelah. 
"Hmm keren tuh idenya, bagus kok kak. Kakak nanti simpen ya kapan-kapan Ibu cek lagi..." 

Saya selalu berusaha menghargai setiap bentuk usaha anak-anak namun ternyata tidak selalu dengan cara yang tepat. Salah satu hal yang sangat penting dalam menyampaikan apresiasi terhadap anak adalah dengan cara yang tulus, ekspresif, bahkan raut muka dan ekpresi wajah yang antusias sangat menentukan dan berefek besar kepada anak-anak yang mendapatkan apresiasi. Sentuhan, pelukan, dan ciuman juga menjadi hal yang sangat bermakna. Apresiasi tidak hanya dalam bentuk verbal namun juga non verbal.

Nah hal semcam inilah yang saya pelajari dalam acara Blogger Gathering bersama Lotte Choco Pie di Harlequin Bistro - Kemang pada Hari Minggu, 15 April 2018 lalu. Saya bersama 30 orang Emak Blogger dari KEB berkesempatan untuk mengikuti talkshow sebagai bagian dari campaign barunya yaitu #PremiumMomentstogether dalam acara gathering tersebut. Lotte Choco Pie memang mendukung kebersamaan dalam keluarga. Kegiatan ini bukan kegiatan pertama dari Lotte Choco Pie, meskipun saya sendiri baru bisa bergabung pada kesempatan kali ini.



Talkshow kali ini mengambil topik "”Dampak Apresiasi Prestasi Harian Anak-anak dalam Pembangunan Karakter, #PremiumMomentstogether”,  mendapat banyak insight dari Ahli Psikologi Anak, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Sc., Brand Ambassador Lotte Choco Pie, Carissa Puteri dan Brand Manager Lotte Choco Pie, Oci Maharani.

Dalam kesempatan tersebut dibahas bagaimana penghargaan atau apresiasi dari kegiatan harian anak sekalipun dapat menjadi premium momen bagi mereka dan berpengaruh positif terhadap psikologis anak. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang lebih bahagia dan memiliki karakter lebih positif. Sepakat dengan hal ini, saya sendiri merasakan bagaimana pentingnya apresiasi dan cara menyampaikannya bagi perkembangan karakter. 

Saya sebetulnya merupakan anak yang cukup berprestasi namun orang tua saya yang merupakan orang tua zaman old,  bukan orang tua yang ekspresif. Bukan mreka tidak bangga atau menghargai hal tersebut. Semata karena mereka tidak terbiasa mengekspresikannya. Saya maklum akan hal ini meskipun saya menyadari betul pengaruhnya bagi kepribadian saya saat anak-anak hingga remaja. Hal ini mempengaruhi rasa percaya diri dan motivasi diri. Berangkat dari pengalaman pribadi tersebutlah saya berusaha memperbaikinya saat menyikapi anak-anak. Kita sebagai orang tua juga belajar dari pengalaman orang tua kita, baik yang positif maupun negatif. Dari hal yang negatif sekalipun kita bisa belajar, dan kemudian memperbaikinya. 

Psikolog Anna menyampaikan “Ketika orang tua menyadari dan menghargai prestasi anak-anak mereka, anak-anak akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Dengan keterikatan yang lebih baik antara ibu dan anak, aspek pertumbuhan sosial dan psikologis mereka akan tumbuh, dan itu akan menjadi kunci kesuksesan mereka di masa depan”. Menurut salah satu penelitian dari Havermans, N., Sodermans, A.K., & Matthijs, K. pada tahun 2017 menemukan bahwa parental time berkaitan dengan hubungan orangtua-anak yang lebih baik, dan ini mengarah secara tidak langsung pada kemampuan mereka di sekolah.

Lotte Choco Pie membuat campaign untuk ibu-ibu Indonesia agar mau mengajak anak-anak mereka melakukan rutinitas sehari-hari bersama dan setiap pencapaian kecil oleh anak dapat dihargai dengan memberikan camilan keluarga ini.  Loote Choco Pie manyadari bahwa membesarkan anak di era ini tentu memiliki tantangan tersendiri dan membutuhkan perhatian khusus dari ibu. Dengan tema campaign baru tahun ini, #PremiumMomentstogether, Lotte Choco Pie berharap ibu-ibu Indonesia dapat lebih sadar akan pencapaian harian anak-anak mereka dan sebagai camilan keluarga  bisa hadir untuk menyempurnakan waktu premium itu.

Brand Ambassador Lotte Choco Pie, Carissa Puteri yang sangat sibuk sekalipun menyempatkan diri membangun momen premium dengan Quenzino anaknya. "Sepadat apapun rutinitas, saya mencoba menemani anak saya untuk melakukan hal-hal kecil, seperti menemaninya belajar bahkan hanya untuk mewarnai atau membaca buku. Kadang-kadang saya bahkan terkejut dengan prestasinya dan menyadari betapa jauh dia telah tumbuh. Saya bersyukur bahwa Lotte Choco Pie menemukan momen premium saya dengan anak dalam rutinitas harian kami.”

Selain mendapat banyak insight yang bermanfaat, di akhir sesi gathering kami juga diberi kesempatan mengikatkan bonding dengan anak-anak. Kami diberi waktu kebersamaan untuk menghias photo keluarga yang sudah kami dapatkan di awal acara. Naah momen sederhana ini sesungguhnya momen premium. Saya, Ka Al, dan Ka Zaha sesekali direcoki dek Paksi mencoba merangkai dan menghias frame dengan perlengkapan yang disediakan. Selain menjalin komunikasi dan kerjasama kami juga bisa saling menghargai usaha masing-masing hingga pekerjaan selesai. Yayyy we made it.


Sepulang dari acara talkshow tersebut saya mendapat banyak pencerahan untuk makin memaksimalkan kebersamaan bersama anak-anak. Semakin semangat memperbaiki diri dalam menciptakan momen premium bersama mereka, bahkan melalui apresiasi yang hangat, tulus, dan ekpresif. Sesuatu yang kadang sebagai orang tua hanya penting untuk pembangunan karakter mereka padahal sebaliknya sebagai orang tua dengan melakukan hal terbut kita juga tengah memperbaiki diri kita, Satu hal yang pasti, momen premium bukan hanya untuk kebahagiaan anak tapi juga kebahgiaan Ibu. It is really relaxing... 

Oh iya sebagai awal campaign tahun ini, Lotte Choco Pie meluncurkan TVC baru mereka dan juga akan mengadakan campaign online "Premium Moments, together.” dari 12 April hingga 13 Mei 2018, campaign online ini memberikan kesempatan bagi para ibu memenangkan hadiah menarik hanya dengan memilih satu dari tiga video.  Tema videonya ada tiga nih.

Shopping:

“Sehari Menjadi Manager Supermarket Bersama Lotte Choco Pie”:
 Anak-anak mengoperasikan supermarket untuk membantu dan melayani pelanggan, yang merupakan ibu mereka. Setelah ibu selesai berbelanja, mereka akan melakukan workshop dengan Lotte Choco Pie.

Homework:

“Lotte Choco Pie Kunjungi Sekolah”
Lotte Choco Pie mengunjungi sekolah untuk membuka kelas belajar dan mendonasikan alat-alat tulis.

Greeting:

“Ucapkan Terimakasih dengan Lotte Choco Pie”
Lotte Choco Pie mengundang ibu dan anak ke pertemuan di mana mereka menulis surat ucapan terima kasih satu sama lain untuk menghargai waktu mereka. Selain itu, Ibu yang berpartisipasi dapat bertukar tips pengasuhan.

Ketiga-tiganya seru, saya sampai susah kalau harus memilih. Malah kalau boleh, masing-masing anak saya bisa milih satu tema itu sih hahaha.  Kaka Alinga tuh yang tema shopping, Ka Zaha untuk tema Homework, Naah Dek Paksi yang lagi gemar menulis surat buat Ibu sambil melancarkan menulisnya. Sayangnya saya harus pilih satu saja nih hahaha. Oke lah! Hmm siapa tahu ya saya beruntung bisa memenangkan hadiahnya juga. Amiin.

Naah Mommies jangan sampai ketinggalan ikutan juga lomba voting video Lotte Choco Pie seperti para emak blogger yang hadir di gathering. Info lengkap tentang lomda dan cara untuk votenya bisa langsung cuss ke https://www.lottechocopieindonesia.com/activity

Yang lebih penting, yuk mommies jangan lupa apresiasi si kecil dalam kegiatannya sehari-hari dan ubah cara kita melakukannya dengan cara yang lebih menyentuh, sepenuh hati :). You will be amazed on what happend then...

Selalu ada keajaiban yang bisa terjadi, apalagi dari rasa cinta dan kasih yang tulus yang tersampaikan dengan cara yang tulus dan menyentuh untuk para buah hati kita yang tengah bertumbuh. Semoga Tuhan mampukan kita menjadi Ibu yang baik bagi anak-anak kita ya Moms.



·       

Viewing all articles
Browse latest Browse all 421

Trending Articles